Saya, Generasi Emas kebanggaan Bangsa indonesia
Saya
terlahir disebuah perkampungan kecil di daerah Sumbawa bernama Desa Mapin Kebak.
Saya terlahir disebuah keluarga sederhana dan sangat mengedepankan pendidikan,
tak jarang orang tua bersikap keras jika sudah berkaitan dengan pendidikan
saya. saya menempuh pendidikan Sekolah Dasar di SDN NO.2 Mapin Kebak. Setelah
menempuh pendidikan 6 tahun di SDN 2 Mapin Kebak, saya memberanikan diri untuk
melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di Kota Alas tepatnya di SMPN 1
ALAS yang merupakan satu - satunya sekolah terbaik dikota kecamatan alas dan
kecamatan Alas Barat. Berbekal semua prestasi yang pernah saya raih sebelumnya,
mulai dari peringkat 1 kelas berturut – turut selama 6 tahun, menjadi
perwakilan sekolah dan perwakilan kecamatan dalam Olimpiade matematika dan
PASIAD selama tiga tahun berturut – turut dan juara 1 Ujian Nasional tingkat kecamatan,
akhirnya saya diterima dan menjadi siswa pendaftar terbaik 2. Alasan saya lebih
memilih untuk lanjut di kota adalah karena menurut saya kualitas pendidik dan
fasilitas sekolah di kota lebih memadai daripada yang di desa. Saya juga ingin
mendapatkan relasi yang luas serta pengalaman yang berbeda. Selama 3 tahun
menempuh pendidikan disekolah menengah pertama, saya telah mengukir beberapa
prestasi diantaranya, saya selalu masuk kedalam 3 besar juara kelas dan juara
paralel, saya juga menjadi juara 1 dalam lomba baca puisi, juara 2 dalam
olimpiade fisika tingkat kecamatan Alas, dan juara 4 Ujian Nasional tingkat
sekolah.
Selanjutnya,
saya mencari informasi tentang Sekolah Menengah Atas, dan sayapun menjatuhkan
pilihan untuk melanjutkan pendidikan saya di pondok pesantren Abu Hurairah
Mataram. Namun niat saya terhalang oleh restu orang tua yang sangat tidak
mengizinkan saya untuk sekolah ditempat pilihan saya. Alasan terkuat dari orang
tua adalah mereka sangat ingin saya mendalami ilmu eksak matematika dan mereka
berharap kelak saya akan menjadi seorang guru matematika. Saya berusaha
meyakinkan mereka bahwasannya walaupun nantinya saya dipondok, saya akan tetap
mendalami ilmu matematika, dan saya meyakinkan mereka bahwasannya selain
mendapatkan ilmu dunia, dipondok juga saya akan belajar ilmu agama yang
sebenarnya lebih penting untuk pegangan hidup saya. Dan akhirnya orang tua saya
mengizinkan saya untuk mengikuti alur demi alur pendaftaran, akhirnya saya
ditetapkan menjadi santri di SMA IT Abu Hurairah Putri Mataram. Saya merupakan
orang yang sangat pantang menyerah, pertama kali menjalani kehidupan dalam
dunia pondok, saya sangat sulit untuk beradaptasi, bahkan saya pernah berfikir
bahwasannya saya tidak bisa lagi mengukir prestasi, namun dari pihak orang tua
selalu menyemangati dan akhirnya saya bisa menjadi juara 1 selama 3 tahun di
sekolah. Saya juga telah menghafal 11 juz al – qur’an, saya merupakan juara 1
penghafal hadits terbaik dengan jumlah hafalan 305 hadits, dalam Festival Abu
Hurairah saya menjadi juara 1 pada kategori lomba pidato bahasa indonesia dan
juara 3 dalam kategori sya’ir bahasa arab, ditahun terakhir saya menjadi
perwakilan dari provinsi Nusa Tenggara Barat dalam lomba matematika nasional
oleh HIMATIKA FMIPA UGM..
Setelah
dikatakan lulus dari Sekolah Menengah
Atas, saya dan orang tua setuju untuk melanjutkan pendidikan di Universitas
Negeri Yogyakarta. Alasan saya memilih Universitas ini adalah karena
universitas ini berlatar belakang pendidikan dan sesuai dengan cita – cita saya
yaitu menjadi guru yang kebanyakan orang menyebutnya pahlawan tanpa tanda jasa.
Alasan lain adalah karena saya telah melihat prestasi – prestasi yang
ditorehkan oleh mahasiswa Universitas Negeri Yogyakata serta akreditasi pada
jurusan yang saya inginkan telah terakreditasi ‘A’. Saya lulus setelah
mengikuti seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri ( SBMPTN ). Dari pihak orang tua, saya disarankan untuk
mengambil jurusan pendidikan matematika namun saya sangat ingin di jurusan
pendidikan fisika, karena saya merasa tertantang untuk menanamkan dalam diri
siswa bahwasannya fisika itu sangat mudah, walaupun saya sendiri merasakan
fisika itu cukup sulit tapi saya yakin dengan tekad dan kemauan keras, tujuan
saya akan tercapai. Dan orang tua saya akhirnya menetujui saya untuk kuliah
dijurusan pendidikan fisika. Di jurusan pendidikan fisika sendiri, lulusannya
tidak hanya bisa menjadi guru tau dosen, namun bisa juga ditempat lain yang
berkaitan dengan ilmu fisika. Namun saya sendiri memang benar – benar ingin
menjadi guru, karena menurut saya guru itu memiliki keistimewaan tersendiri, di
dunia dihargai dan di akhirat sangat dicintai. Sesuiai prinsip hidup saya,
bahwasannya hasil tidak akan pernah menghianati proses dan usaha, saya sangat
pantang menyerah dalam menghadapi inci demi inci permasalahan dalam perkuliahan
saya saat ini. Jika saat ini IPK (Indeks Prestasi Kumulatif ) saya masih
terbilang rendah, karena saya masih beradaptasi dengan sulitnya dunia
perkuliahan, tapi saya yakin dan saya berjanji pada diri saya sendiri bahwa
saya harus melakukan usaha yang lebih untuk hasil yang lebih baik.
Dalam
dunia perkuliahan, saya tidak hanya menghabiskan waktu untuk fokus ke dunia
akademik saya, tapi saya juga aktif di dalam sebuah organisasi. Hal ini saya
lakukan karena untuk menjalani duni kerja, kita tidak hanya dinilai dari segi
kognitif saja tapi public speaking juga sangat dibutuhkan. Organisasi
yang saya ikuti memiliki latar belakang seni dan bernama Unit Kegiatan
Mahasiswa Fakultas “Kelompok Sekrup”. Saya tertarik ikut karena saya ingin
mengembangkan hobi saya dibidang sastra dan teater. Semenjak aktif menjadi
anggota, saya telah mengikuti satu pentas sebagai program kerja terbesar dari
organisasi saya yaitu Pentas Raya Eternal Sekrup dengan naskah adaptasi
berjudul ZETAN. Saya disini sebagai aktris, dan karena tampil inilah saya
mendapatkan SK yang kedepannya akan bermanfaat bagi perjalanan pendidikan saya.
Sekarang saya bukan hanya menjadi anggota, tapi telah menjadi pengurus staff
sastra teater.
Untuk meringankan beban orang tua dirumah,
saya sering mencari informasi tentang beasiswa dan untuk pertama kali saya
memberanikan diri untuk mendaftar di Beasiswa Unggulan 3T, mengingat biaya
hidup dan biaya perkuliahan yang sangat tinggi. Bicara biaya hidup, saya harus
menghemat pengeluaran saya untuk menutupi kebutuhan lain. Seringkali saya
mengurangi nominal uang yang saya butuhkan ketika meminta kepada orang tua, hal
ini semata – mata untuk meringankan beban mereka, meskipun nantinya saya harus
benar – benar menghemat jatah bulanan saya, tapi saya senang karena dengan cara
itulah saya bisa membantu dan mempermudah orang tua saya dirumah. Dengan
berbekal niat, usaha dan doa dari keluarga, saya yakin Allah juga akan
mempermudah urusan saya kedepannya. Dengan segala prestasi yang saya torehkan,
saya bertekad untuk terus melukis prestasi demi prestasi untuk diri saya,
keluarga dan untuk bangsa indonesia. Saya yakin, nantinya saya akan menjadi
seorang pendidik yang mampu memberikan pengajaran yang baik bagi anak – anak
bangsa yang kelak akan memajukan bangsa ini. Dan saya sebagai generasi emas
saat ini, akan terus membanggakan bangsa agar menjadi kebanggan bangsa.
Yogyakarta,
15 April 2018
Nini Noor Hafiza